Kamis, Januari 05, 2012

MENGISI MASA LIBURAN ANAK-ANAK WAKTOE DOELOE.

Masa liburan adalah masa yang paling ditungu oleh sebagian besar anak-anak sekolahan, sejak jaman dahulu sampai sekarang, bermacam-macam cara bagaimana anak-anak dapat mengisi waktu liburannya dengan hal yang bermanfaat.
Liburan bertepatan dengan bulan puasa memang membawa kesan mendalam, selain suasana religius yang didapatkan juga memberikan arti khusus dalam menjalankan kewajiban berpuasa yaitu mendidik anak-anak bertanggungjawab dan disiplin, bukan kepada seorangpun tetapi kepada Sang Maha Kuasa yang memberikan perintah kepada umatNya.

Sekilas ke belakang menginjak masa liburan waktu kecilku di bangku sekolah dasar. Saat itu awal liburan sekolah selalu bertepatan dengan awal dimulainya bulan Ramadhan dimana seluruh umat Islam wajib berpuasa. Seperti biasa sehabis sholat Isya selesai masjid-masjid selalu dipenuhi anak-anak yang akan menjalankan sholat Taraweh, maka halaman masjidpun ramai dipenuhi oleh para pedagang yang mungkin siangnya tidak dapat berjualan seperti hari-hari biasanya. Dari tukang mie baso, baso tahu, cilok cibon, bandrek bajigur sampai tukang es puter bergerombol di sekitar mesjid Garuda menjaring anak-anak yang memang ada yang cuma berniat main dan jajan.Sehabis tarawehan aku paling-paling cuma nyari minuman segar yang disediakan bapak dan emih di rumah, kalau sampai harus jajan kayaknya waktu itu mesti mikir dua kali, apalagi masa liburan kadang uang sakuku juga ikutan libur kecuali kalau dapat jatah bulanan Rp 5.000 oleh bapak setiap gajian awal bulan, itu pun sebagian besar aku tabung rutin buat lebaran. Aku ingat betul dahulu emih sengaja membuat catatan tabungan anak-anak yang diisi setiap hari dan dibagikan pada bulan puasa menjelang lebaran tiba. Walaupun cuma untuk uang saku anak-anaknya yang tidak seberapa, mendapatkan sejumlah uang hasil tabungan dalam setahun tentu sangat menyenangkan. Segala macam kebutuhan lebaranpun dapat diperoleh, seperti membeli baju atau kaos pilihan sendiri, mainan, buku bacaan sampai makanan, semua dibeli dari hasil jerih payah selama setahun.

Saat-saat yang dinantikan untuk membuka tabunganpun tiba, bukan tabungan bank, ATM apalagi deposito….celengan tembikar berbentuk ayam, kodok atau ikan yang sengaja dibeli dan isinya sudah berat dengan uang recehanpun dibawa ke tengah rumah yang agak luas. Satu per satu “Prak..prak…prak”, diiringi gemerincing uang recehan milik masing-masing berserakan kemana-mana. Tentu saja dengan perasaan was-was takut ada yang ngambil, cepat-cepat koin-koin itu dikumpulkan dan dihitung sesuai pendapatannya.Terkadang gelak tawa bercampur sedih melihat celengan ayamnya harus rela hancur berkeping-keping tetapi rasa puas terpancar di raut wajah saudara-saudaraku saat itu, kebahagiaan yang tidak akan aku dapatkan kelak kalau sudah dewasa.

Saat menjelang adzan maghrib tentunya menjadi saat yang paling seru bagi anak-anak dalam keluargaku, bagaimana tidak di atas meja makan sudah terkumpul jambu air dan jambu batu, berjejer sesuai miliknya masing-masing yang siap dilahap kelihatan begitu segarnya untuk buka puasa, sementara emih mempersiapkan teh manis panas dan makanan pembuka di atas meja.Sambil menunggu adzan maghrib tiba, kakakku biasanya menyetel siaran dongeng radio atau cerita-cerita bodor dari studio tertentu seperti dongeng ‘si kunang’, ‘si kampeng’ yang saat itu memang sedang in. Saat siaran dongeng berganti dengan music gambus yang khas, anak-anakpun berhamburan mendekati meja makan dengan masing-masing makanan di tangannya dan pada saat di radio berbunyi ‘Tolok tok..tok, dug…dug…dug, barulah adzan berkumandang tanda buka puasa dimulai, terkadang tanpa membaca niat buka puasa ..makanan sudah blem..masuk kemulut duluan, dasar anak-anak.Setelah minum segelas teh manis, selera segarnya buah yang sengaja dipetik dari kebun hilanglah sudah terimbas rasa penat duluan.Lain buka, lain lagi cerita menjelang sahur.
Dengan mata yang masih ngantuk dan berat untuk dibuka tetapi ada kewajiban yang harus dijalani, kupaksakan bangun sempoyongan menuju kamar mandi sekedar cuci muka dan sikat gigi, syarat mutlak kalau bangun tidur. Rasanya makan tanpa gosok gigi gimana gitu.Makanan panas sudah emih sediakan di meja makan, anak-anakpun tak pernah mogok kalau dalam soal makan, meskipun kadang saking ngantuknya terpaksa makan sambil mata merem.Doa niat berpuasapun bersama-sama diucapkan setelah waktu imsak tiba. Maka pagi itu dimulai lagi babak baru dalam menahan lapar dan haus, meskipun begitu,

Alhamdulillah kami dapat menjalankannya penuh sampai lebaran tiba, kecuali kalau di tengah jalan ada yang sakit.Dinginnya pagi sehabis sholat subuh, seperti biasa kami isi waktu liburan dengan membuat mainan mobil dorong dari bambu dengan roda dari sandal jepit bekas dan badannya pake kaleng susu, sangat meriah, apalagi kalau dipasangi lilin yang menyala.
Bosan mainan tersebut, kami sengaja membangun rumah-rumahan di atas pohon jambu untuk sekedar samtai sambil baca-baca buku.Saat itu yang namanya petasan dan kembang api masih sangat marak diperjualbelikan, sehingga kadang kadang banyak berita kecelakaan di berbagai pelosok nusantara akibat ledakan mercon dan petasan. Sebagai contoh teman mainku di jalan Elang sana, tangannya hancur gara-gara petasan yang dikiranya sudah mati.Dan lucunya kakaku, setelah menyulut petasan, ketika menutup telinga, lehernya kecolok obat nyamuk, atau cerita aku sewaktu mengumpulkan obat petasan di atas kertas sengaja kubakar dengan obat nyamuk, tiba-tiba menyala dengan asap putih kena mukaku, saat itu mukaku panas dan lucunya bulu mataku habis keriting semua.

Tahu betul kalau bermain petasan itu sangat berbahaya, permainanku beralih di tahun-tahun selanjutnya dengan membuat Meriam/Lodong tepat di bawah rumpun pohon pisang yang diarahkan ke jalan, dengan berbekal 1 ons karbit dan selongsong bambu yang ditimbun dengan tanah serta obor minyak tanah dapat menghasilkan suara yang menggelegar kalau disulut. Tetapi menyadari suaranya sangat mengganggu penduduk kompleks dan masjid, maka lodong ini pun dibongkar sendiri.Dasar anak-anak tak habis habisnya mencari apa saja yang bisa jadi mainan, dari busi bekas yang sudah dimodifikasi dengan mur, karet dan rumbai-rumbai dari tali raffia lalu diisi obat bentol jadilah semacam peledak kalau di lemparkan dan terbanting ke tanah. Seru juga..entah siapa yang memulai ide kreatif ini, yang pasti selama masa liburan, anak-anak benar-benar mendapatkan pengalaman bermain yang mengesankan biarpun hanya dengan kesederhanaan.Bandingkan dengan mainan anak-anak sekarang meskipun semakin terpenuhi imajinasinya namun dalam hal kreatifitas dan olah gerak masih kalau oleh anak-anak dahulu.Maka sudah saatnya anak-anak jaman sekarang untuk mulai menggali kembali permainan-permainan lama/tradisional yang lebih kreatif dan menantang tapi menarik.

Tidak ada komentar: