Tampilkan postingan dengan label Kesenangan/Hobby. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesenangan/Hobby. Tampilkan semua postingan

Rabu, Januari 04, 2012

Kisahku Mengenal Kamera Manual sampai dengan Kamera Digital

Entah hobby atau kesenangan dari mana yang saya dapatkan, yang jelas bapak saya dulu sering bawa-bawa kamera manual meski menurut saya saat itu terbilang canggih. Bapak biasanya bawa kamera inventaris kantornya bila akan dinas bepergian ke luar kota, kalau gak salah mereknya waktu itu Nikon atau Olympus, memakai film Agfa/Fuji/Kodak yang masih hitam putih, dengan ASA100. Hal tersebut sangat melekat dalam benakku.

Dengan melihat bapakku memasang film saat itu ternyata sangat menarik perhatianku, dari menarik ujung film, menyangkutkannya ke jalur rel, menutup, mengokangnya dan membidikan jepretan pertamanya. Saya kagum dengan benda yang satu ini. Bapak saya pun memasukannya ke dalam tas dan saya kebagian selongsong filmnya.
Itulah mungkin latar belakang pertama kalinya saya mengenal apa itu yang namanya kamera.

Kamera ternyata memang barang mewah yang tidak dapat semua orang miliki, selain harganya mahal, hanya orang tertentu sajalah yang memiliki bakat seni yang tertarik untuk memiliki benda ini.

Saya menyadari kalau untuk memiliki benda ini adalah hanya angan-angan semata, sementara seiring berjalannya waktu teknologi kamera semakin berkembang.
Saya semakin tertarik untuk mendalami perihal fotografi, apalagi kakakku ternyata memiliki keinginan yang sama dengan angan-anganku, jadi sedikit-sedikit kuketahui dari buku-buku fotografi yang sengaja dibeli kakak dari emperan Cikapundung. Saat itu ada teori dasar foto yang dijelaskan secara gamblang oleh salah satu pengurus majalah mingguan tersebut yaitu RM.Soelarko salah satu wartawan foto senior saat itu
Maka perbendaharaan istilah fotografi pun sedikit bertambah dengan apa yang dinamakan kecepatan rana, bukaan diafragma, f-stop, makro, uv filter, wide angle, depth of field

Pucuk dicinta, ulampun tiba, tanpa diduga bapak membelikan kami kamera yang pada tahun 80’an bisa dibilang canggih untuk ukuran pemula saperti saya ini.
Kamera bermerk Ricoh KR-5 dilengkapi Lampu Blitz dan kaki penyangga Tripod tentunya sangat kami banggakan untuk mempraktekkan segala teori yang secara otodidak kami dapatkan dari tulisan-tulisan. Hasilnya memang tidak dapat dipungkiri, meski waktu itu masih menggunakan roll film selulosa namun sudah berwarna dan kepekaan ASA sudah mencapai 1600 bahkan lebih.
Masa-masa SMA dikala senang-senangnya kumpul-kumpul tentunya tidak pernah terlepaskan dari kamera kebaggaanku yang satu ini. Teknik depth of field didapatkan dengan ketajaman yang diinginkan. Maka beberapa event sekolahpun tidak ada yang luput untuk diabadikan.
Tiga belas tahun berlalu kamera Ricoh KR-5 yang menjadi kojo mengalami penjamuran pada lensanya, meskipun jendela bidik sudah buram dan berkabut saya masih bisa memakainya mengabadikan kelahiran anak-anakku sampai mereka berumur 3 tahun dengan hasil yang memuaskan, meskipun pada saat itu biaya Cuci Cetak sudah sangat mahal.
Adikku yang berprofesi wartawanpun masih memakainya untuk liputan tertentu. Namun sayang, niatnya membersihkan lensa di salah satu jasa pemoles lensa ternyata dipoles bersih sampai dengan kamera-kameranya raib entah kemana.
Oh..KR-5 ku yang penuh kenangan, dimanakah dirimu ?

Kekosongan kegiatan potret-memotret dariku untungnya masih terobati dari saudara-saudaraku yang lebih dulu memiliki kamera pengganti. Jadi di setiap sesi Lebaran minimal ada foto-foto yang merekan kenangan dari sejak masih hadirnya bapak sampai lahirnya cucu eyang yang paling bontot.

Di tengah kekosongan itu sempat kumiliki Kamera Digital pertama meskipun harus susah-susah mencicil setiap bulan dari sebuah gerai di mall. Dengan pertimbangan permintaan anak-anak untuk menghadapi acara perpisahan sekolah dasar waktu itu, mungkin akan sama dengan apa yang saya inginkan waktu dulu, akhirnya kupilih merek terkenal, meskipun sebenarnya lebih terkenal akan produk audio videonya yaitu Sony DSC-S60, 4,1 Mpixel, Lensa Vario Tesar dengan batere yang bisa di re-charge atau ukuran AA Alkaline. Sudah lebih dari cukup untuk ukuran High Resolution di kelas kamera saku saat itu. Maka mobilitasnya pun lebih banyak dibawa anak-anakku yang mulai menginjak remaja.
Jepret sana jepret sini, dan “Krrreeeek….!” lensa mandeg tidak bisa masuk ke rumahnya dalam posisi off. Lensa tetap nongol dan menceng seperti keluar jalurnya. Kutanyakan ke beberapa toko kamera barangkali ada yang bisa memperbaikinya meskipun harus diakalin, semuanya menggelengkan kepala, sambil berujar “Mending beli lagi yang baru pak….dari pada biaya reparasinya gak jauh beda “. “Iya sih, justru saya tidak mampu beli lagi yang baru”, dalam hatiku dongkol.

Anak-anakku terlihat kecewa tapi mengerti kondisi keuangan orang tuanya tanpa minta beli lagi yang baru. Untungnya sewaktu dibelikan ponsel berkamera sejak SMA keinginan akan kamera saku terpuaskan.
Akhirnya keinginan memiliki Kamera canggih yang diidam-idamkan saya sejak dulu dan juga sekarang anakku terkabulkan.
Mereknya tidak disangsikan lagi meskipun menurut literature merupakan kamera kelas pemula, tapi menurutku bagaimana orang yang menanganinya.

Kamera Digital DSLR pertamaku adalah Canon EOS 1100D termasuk yang baru muncul meskipun secara spesifikasi masih di bawah jenis kelas professional, inilah mungkin yang menjadikannya kelas pemula, tentu saja harganya pun jauh beda.

Yang jelas dengan kamera ini kemampuan kita untuk mengasah teknik foto lebih terpuaskan dengan berbagai fitur yang variatif. Kita dapat mengasah ketajaman seni foto kita lewat mode manual atau sekedar asal jadi dan bagus dengan mode otomatis.

Namun dari semua itu, tentunya belajar dari tehnik kamera manual sampai digital memiliki tantangan dan kelebihan masing-masing dan masih merupakan karya seni foto yang tinggi.

Baca Selengkapnya >>

Sabtu, Juni 04, 2011

Up-grade Performa Suzuki Thunder 125



Enggak sedikit pemilik Thunder 125 yang mengeluhkan performa besutannya! Apalagi, jika yang diomongi itu akselerasi ataupun power. Malah ‘lari’ motor tipe sport itu hanya bisa berjaban dengan bebek lho.
“Maklum aja, itu karena kapasitas mesin yang hanya 125 cc. Enggak sedikit orang yang bilang motor sport dengan cc segitu disebut banci. Karena volume silinder mesin yang serba tanggung,” bilang Parno dari Ponorogo Motor Sport di Pasanggrahan, Jakarta Selatan.
Memang sih pendapat Parno ada benarnya. Apalagi dengan kapasitas mesin segitu Thunder 125 kudu membawa bobot kosong 122 kg. Belum lagi ditambah bensin di tangki penuh yang punya volume full 14 liter. Itu semua juga belum termasuk berat pengendara! Kebayangkan berapa beratnya.

Nah, semua perhitungan itu jangan disamakan dengan bobot motor bebek
yang jumlahnya tak lebih dari 100 kg dong. Begitunya sobat juga enggak
mau kan kalau motornya punya cap atau sebutan gak mengenakan itu!

Ini Em-Plus bantu deh buat bikin Thunder 125 jadi perkasa. Tapi bukan pakai obat kuat seperti yang banyak dijual di pinggir jalan. Itu sih obat kuat
khusus lelaki ya!

Part ini semua untuk mendukung performa mesin Thundie. Mulai pengapian, hingga saluran buang. Ketimbang cuap melulu, monggo simak.

CDI
Resep alias obat yang pertama ini langsung menuju otak pengapian. Namanya otak, tentu pusat syaraf. Makanya biar api yang dikirim buat meledakan campuran bahan bakar dan udara lebih besar, CDI kudu diganti tipe un-limitter.
Saat ini CDI yang khusus tersedia buat Thunder di pasaran baru tersedia
merek BRT. “Sistem pengapian di Thunder 125 mengadopsi tipe Transistor
Ignition System (TIS). Jadi ketika ganti CDI, harus dibarengi dengan
penggantian koil,” ungkap Tomy Huang, pembuat CDI BRT dari Cibinong,
Jawa Barat.

Karena aplikasi tipe TIS, maka koil juga harus dialiri arus 12 volt.
Sistem pengapian ini, sama seperti di mobil. Setelah ganti CDI dan
koil, enggak perlu lagi ubah timing pengapian. “Penggantian CDI ini, bisa menaikan power sekitar 1 dk (daya kuda; red),” lanjut Tomy.

KOIL
Seperti yang sudah dibilang di atas, penggantian CDI mesti
didukung penggantian koil. Koil yang dipakai bisa mengadopsi milik
motor apa saja. Namun, di pasaran juga banyak tersedia pilihan koil aftermarket tipe racing.
“Selama ini, enggak sedikit pemilik Thunder 125 yang memakai koil dari
Suzuki RM125,” ujar Morgan dari Raja Motor di Jl. Ciledug Raya, No. A1,
Larangan Utara, Ciledug Mal, Tangerang.

Bicara soal harga, tentunya koil milik motor special engine (SE) itu nggak murah.

PORTING & POLISH
Pengapian diperbesar, nggak ada salahnya lakukan proses porting dan polish pada lubang masuk dan buang di kepala silinder. “Tujuannya, mengubah arah sudut aliran pengabutan ke ruang bakar,” kata Tomy.
Anggapan serupa juga diungkapkan Morgan dan Parno. Tanpa porting, rasanya up-grade yang dilakukan kurang maksimal. Begitu juga polish. Biar campuran udara dan bahan bakar mudah meluncur ke ruang bakar, bagian yang kelar diporting kudu dipoles biar licin.
Tomy Huang yang pernah melakukan proses ini bilang, tenaga Thunder 125
bisa naik sekitar 2 dk. Tentunya, setelah porting dan ubah otak
pengapian ya.

KARBURATOR
Aslinya, Suzuki Thunder 125 adopsi karburator model vakum ukuran 26 mm (Mikuni BS26SS). Buat mendukung performa setelah up-grade yang dilakukan, nggak ada salahnya karburator diganti tipe konvensional.
“Pilihannya selama ini banyak yang pakai karburator Keihin tipe PE
ukuran 28 mm,” ungkap Morgan. Begitunya, aliran yang dikucurkan makin
deras tapi harga karbu juga cukup murah.

KNALPOT
[http://motorplus-online.com/Articles%5CPrinting%5CVIII%5C453%5CPictures%5C25091%5C25091-W120.jpg]

Biar lebih maksimal lagi, peningkatan performa juga harus didukung pengaplikasian knalpot racing. Soalnya, saluran buang ini mengaplikasi tipe free flow alias langsung.
Pakai knalpot tipe ini, gas buang gak bakal tertahan lama di dalam tabung. Soalnya, gas yang meluncur keluar hanya berhadapan dengan peredam di dalam silincer. Beda dengan knalpot standar yang memiliki banyak sekat.
Banyak tipe bisa dipilih. Mau yang tipe racing look ataupun knalpot dengan silincer model terompet. “Semuanya bisa meningkatkan power motor,” ungkap Novi dari Inti Jaya Motor di Jl. Kebon Jeruk V, No. 260A, Kota, Jakarta Barat.

KAMPAS KOPLING
Jika entakan sudah besar, bisa gunakan kampas kopling tipe racing yang
banyak dijual di pasaran. Kampas kopling milik Thunder 125, bisa saling
subsitusi dengan milik Suzuki RG-R atau Suzuki Satria F-150.
“Bisa juga pakai kampas kopling orisinal milik Satria F-150,” saran
Morgan. Soalnya, peranti milik Satria F-150 lebih tebal ketimbang
aslinya Suzuki Thunder 125. Begitunya, kampas pun jadi lebih awet.

DAFTAR HARGA

CDI
BRT Rp 350 ribuan

Koil
RM125 Rp 550 ribuan
Blue Thunder Rp 190 ribuan
Andrion Series Rp 175 ribuan

Karburator
Keihin PE28 Rp 600 ribuan
Keihin PE28 (Daytona) Rp 1,3 juta

Knalpot
Spider Rp 250 – 500 ribu
Konic Rp 350 ribuan

Kampas Kopling
Satria FU150 Rp 43.200 (1 pcs)

FOOTSTEP RACING
Enggak salah juga pakai footstep racing. Kan tak cuma mesin doang yang diubah performanya, tapi tampilan juga bisa sedikit didongkrak. Nah, ada nih tawaran pijakan kaki ala underbone.

“Peranti ini sudah tersedia braket buat dudukan ke sasis. Jadi, tinggal
pasang,” ujar Novi dari Inti Jaya Motor yang bisa dikontak di Nomor
(012) 6012360 atau 6397982. Satu set footstep dijual Rp 100 ribu.

Sumber: Motor Plus

Baca Selengkapnya >>

Selasa, Mei 24, 2011

Belajar Cara Sablon Cetak Saring

Secara garis besar percetakan dibagi menjadi 4 bagian yaitu: Cetak Datar, Cetak Dalam, Cetak Tinggi dan Cetak Saring. Cetak sablon termasuk bagian cetak saring, karena menggunakan alat cetak “Screen”/”Screen Printing”.

Mengerjakan sablon tidak sulit dan tidak memakan biaya besar, cukup hanya menyediakan peralatan seperti:
1. Screen (kain gasa terbuat dari Polyster/Nylon)
2. Rakel (alat sapu terbuat dari karet sintetis)
3. Obat Afdruk (cairan kental/emilsion)
4. Mika (alat pemoles obat afdruk)
5. Sinar Matahari/Kotak Lampu (penyinaran saat mengafdruk)
6. Busa (untuk mengepress film pada screen)
7. Semprotan Air (pengembang gambar hasil afdruk)
8. Meja Sablon
9. Tinta/Cat (khusus sablon)


Ada 3 aspek tehnik sablon:

pertama, Tehnik membuat film sablon,

kedua, tehnik mengafdruk screen,

ketiga, tehnik sablon segala dasar.

Dengan memahami ketiga dasar tersebut, maka anda sudah bisa memulai pekerjaan cetak sablon yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan atau pun menjadikan sebagai pekerjaantetap.
Hasil sablon yang baik sangat ditentukan oleh jenis Screen yang digunakan. sebagai contoh: Untuk menyablon kaos/kain maka screen yang cocok digunakan adalah screen yang berpori-pori kasar dengan type screen T48, T54, T61, T77 dan T90.
Untuk menyablon kertas, plastik, sticker,PVC dll, screen yang cocok digunakan adalah jenis screen sedang dan halus dengan type screen T120, T150, T165, S180 dan S200.
Sedangkan untuk sablon gambar “full colour” raster halus dan sparasi menggunakan type screen S180 dan S200 (nilai screen semakin besar maka kerapatannya semakin tinggi)




Tehnik membuat film
Film sablon adalah sebuah gambar/tulisan yang dibuat dengan manual atau di setting komputer. Film tersebut merupakan “master” yang akan digunakan dalam keperluan cetak sablon. Tanpa film ini pengerjaan sablon tidak dapat dilakukan.
Ada dua syarat dalam pembuatan film sablon yaitu:
Pertama bahan dasar harus berwarna bening atau trasparan,

kedua, gambar atau tulisan harus berwarna hitam pekat.

Ada 4 jenis film sablon:


1. Film Repro
Film ini banyak digunakan oleh kalangan profesional sablon karena kwalitasnya sangat bagus untuk menghasilkan afdrukan yang sempurna. Pembuatan film ini menggunakan mesin pembuat repro hasilnya lebih trasparan dan lebih hitam pekat.


2. Film Kalkir
Pembuatan film ini cukup praktis, dengan mengeprint dari komputer dengan kertas kalkir atau difotocopy dengan kertas kalkir.


3. Film Minyak
Film ini cukup digemari karena berbiaya murah dan praktis. cukup dengan melumuru kertas dengan minyak goreng kemudian dikeringkan.

4. Film Kertas Potong
Biasanya film ini dipergunakan untuk membuat cetakan sablon spanduk karena media cetaknya cukup besar, bahan filmnya terbuat dari kertas potong. Proses pembuatannya cukup sederhana: kertas yang sudah dibuat tulisan/gambar langsung di potong dengan pisau cutter sehinggan tiap-tiap huruf/gambar berlubang.
Untuk membuat cetakan sablon berwarna, buatlah film sebanyak warna yang dikehendaki mengikut pola gambar.


Tehnik mengafdruk screen
Proses pengafdrukan merupakan proses yang sangat penting dan menetukan bagi hasil sebuah pekerjaan sablon. Bila hasil afdrukannya baik maka besar kemungkinan akan bagus hasil sablonannya.

Apa itu Afdruk Screen?…………..
Afdruk adalah sebuah proses penduplikasian dari gambar/tulisan film ke dalam screen. apapun gambar/tulisan yang ada pada film akan terlihat sama pada screen setelah melalui proses pengafdrukan.
ada dua cara mengafdruk screen:
1. Dengan Matahari
2. Dengan kotak Lampu Neon
Cara kerja kedua cara tersebut sama saja yaitu mengexpose (menyinari) yang telah dipolesi dengan obat afdruk “emulsion” untuk menimbulkan gambar/tulisan ke screen melalui pencahayaan.
Ada 2 macam emulsion yang digunakan untuk mengafdruk screen, pertama jenis solven untuk jenis non kain dan jenis Water Base untuk sablon kain/kaos.


Ada 9 langkah mengafdruk screen:

1. Mencampur Emulsion (obat Afdruk) dan SR/ cairan kuning yang ada dalam kemasan Emulsion. Obat yang sudah dicampur dengan cairan kuning tidak bisa disimpan lama, oleh sebab itu pergunakan secukupnya. Tuangkan Emulsion kedalam wadah kemudian masukan cairan kuning/SR 1:9, aduk hingga benar-benar menyatu.

2. Memoles screen secara merata dengan Emulsion yang telah diaduk dengan SR. Pastikan Screen bersih, kering dan bebas abu. oleskan screen dengan menggunakan Mika, lakukan pemolesan dengan rata pada bagian luar dan dalam screen, tidak boleh ketebalan atau ketipisan dalam pemolesan Emulsion di screen.

3. Mengeringakan screen diruangan tertutup atau gelap. pengeringan boleh dengan Hair Dryer, kipas angin. Peringatan!!! proses ini hanya dilakukan dalam ruangan tertutup yang gelap, jika terkena sinar cahaya terang akan mengakibatkan gagalnya pengafdrukan.


4. Jika sudah kering (masih tetap dalam ruangan tertutup), letakkan film diatas screen secara terbalik. Lapiskan dengan kaca bening, dibawah screen diberi busa (sesuai besar ukuran screen) lalu tekan dan jemur di ruangan terbuka (tersinar matahari) selama 5-20 detik tergantung teriknya matahari, ingat jangan terlalu lama karena akan berakibat gagal afdruk.

5. Proses pengafdrukan dengan menggunakan kotak lampu neon juga sama seperti diatas. Penyinaran menggunakan lampu hendaknya harus benar-benar terang. Gunakan lampu neon/TL 3-4 batang minimal 20 watt/ batang. penyinaran dilakuakan diatas kotak lampu yang dilapisi kaca setebal 5 milimeter, lamanya penyinaran berkisar 5-8 menit.

6. Selanjutnya adalah pengembangan gambar dari hasil penyinaran. Caranya screen yang sudah di sinari matahari atau lampu segera disiram dengan air bersih dala dan luar screen, untuk menyempurnakan diperlukan semprotan air agar gambar/tulisan lebih jelas terlihat. Dalam penyemprotan awal tidak boleh terlalu keras.

7. Setelah pencucian screen dianggap selesai maka screen harus dijemur diterik matahari hingga benar-benar kering.

8. Jika dalam proses pengafdrukan ada kecacatan sedikit (tidak mengganggu gambar atau tulisan, maka proses selanjutnya adalah penambalan dengan sisa Emulsion dan dikeringkan kembali.

9. Proses selanjutnya adalah finising, priksa sekali lagi jangan sampai ada kebocoran di screen. Agar tidak belepotan dalam pengerjaan sablon, tutuplah pinggir-pinggir screen (kayu didalam) dengan Lakban, hal ini juga untuk mengantisipasi kebocoran pada ujung-ujung kayu screen.

Screen yang sudah diafdruk sebaiknya diberi penguat agar tidak mudah rontok, dengan menggunakan HATEMITER/EXTRA FIX (cairan warna merah muda). Poles seluruh permukaan screen dengan penguat tersebut, kemudian keringkan.

Rawatlah screen dengan baik karena sangat rentan terhadap kotoran seperti pasir dan debu. Jauhkan screen dari jangkauan anak-anak, karena bukan mainan anak-anak. Apabila selesai digunakan, sebaiknya langsung dibersihkan minimal bagian gambar/tulisan agar tidak
tersumbat.

Sablon bahan dasar kain
Menyablon berbahan dasar kain cukup dengan menempelkan screen diatas kain/kaos/spanduk, cukup dengan satu atau dua kali gesutan rakel. Gunakan screen dengan type rendah T48, T54 untuk menghasilkan sablonan yang baik.
Penggunaan cat untuk dasar kain pada dasarnya berwarna putih kental, lalu menjadi berwarna apa saja dengan ditambahkan bahan pewarna “PIGMENT” kedalam cat tersebut. Agar hasil sablonan pada kain tahan lama, campurkan sedikit cairan “PENGUAT WARNA” pada cat yang sudah dicampur dengan pewarna.

Untuk penyablonan kaos/kain sebaiknya menggunakan alas papan triplex pada bagian dalamnya agar cat tidak tembus kebelakang. Hasil sablonan dapat diberi efek mengkilap dengan cara menyablon sekali lagi (gambar/tulisan sablon yang sudah ada) dengan screen yang sama menggunakan bahan TOP COUT.
Sablon timbul pada kertas
Dengan menggunakan “BUBUK TIMBUL”, kita dapat menghasilkan sablon timbul pada kertas dengan cara:
Kertas yang sudah disablon (masih dalam keadaan basah) ditaburi dengan bubuk timbul secara merata. kemudian dikeringkan dengan menggunakan strika (jangan terlalu panas) dengan membalikan kertas tersebut diatas bantalan busa, kemudian press dengan strika.

Sablon bahan dasar plastic
Pada perinsipnya menyablon apapun adalah sama saja cara pengerjaannya, dari pembuatan film, mengafdruk sampai mencetak dengan screen. Hanya harus diperhatikan adalah perbedaan jenis screen dan catnya, hal ini tidak boleh tertukar !!!

SABLON PLASTIK
Untuk menyablon berbahan dasar plastik gunakanlah screen type menengah T150 atau T165, sedangkan cat menggunakan jenis POLYTUF atau POLYMATE, tergantung jenis plastik yang digunakan.
Sebagai contoh: jenis plastik bening biasanya menggunakan cat jenis POLYTUF dengan pengencer TERPINE. Sedangkan untuk plastik buram/PVC/ember/gayung dll menggunakan jenis POLYMATE dengan pengencer M4.
Dari kedua jenis tersebut banyak tukang sablon menggunakan cat jenis POLYMATE dengan pengencer M4, dengan alasan jenis cat tersebut cukup baik digunakan untuk kedua bahan dasar plastik tersebut.
Menyablon plastik cukup rumit, harus berlangsung dengan cepat dan stabil. Sering sekali screen yang digunakan cepat kering dan mampet sehingga harus dibersihkan (digosok) berulang-ulang dengan menggunakan kain bersih yang di basahi dengan pengencer.
Untuk mengatasi masalah tersebut, anda harus mengatur tempo penyablonan secara konsisten dalam kecepatan menyablon. Menyablon plastik harus cepat dan tidak boleh berlama-lama.

Sablon bahan dasar kertas
Menyablon berbahan dasar kertas, jenis screen yang digunakan adalah type menengah keatas seperti T150, T165, S180 dan S200 agar hasil sablonanya menjadi halus dan bagus.
Cat yang digunakan adalah Vinil Gloss dengan pengencer M3 atau dengan menggunakan pengencer FUJISOL.
Untuk pengafdrukan gunakan obat afdruk yang berbasis SOLVEN atau berbasis minyak.
Pembuatan corak pada screen
Pada tulisan kali ini, saya akan menulis cara membuat corak pada Screen.
Teknik membuat corak/design pada gasa dari Screen ini ada beberapa cara, yaitu:
1. Cara penggambaran langsung (direct painting methode).
2. Cara pemotongan (cut put methode).
3. Cara “PROFILM”.
4. Cara Resist.
5. Cara Photocopy.

Misalnya, kita memilih cara pemotongan (cut put methode). cara ini adalah yang mudah, dan cara ini bisa dilakukan untuk corak-corak yang besar dan tidak banyak variasinya. Sebagai bahan digunakan kertas tipis yang tembus cahaya dan silet/pisau/gunting sebagai alatnya.
Ambilah sehelai kertas tipis (yang tembus cahaya), yang ukurannya lebih besar sedikit dari ukuran dalam rangka Screen, lalu dilapisi dengan larutan sirlak dengan spiritus atau larutan Arabische gom dalam air, yang tipis tapi rata, terus dikeringkan.
Selanjutnya, kertas tersebut diletakkan di atas gambar corak yang udah kita print, dan corak-corak yang warnanya sama digambar pada kertas tersebut pake pensil. Kemudian kertas yang telah digambari kita potong-potong pake silet, sehinga merupakan gambar yang berlubang. Demikian juga wat warna-warna yang lain dikerjakan, sehingga memperoleh satu gambar berlubang untuk tiap warna.
Pekerjaan terakhir ialah melekatkan gambar berlubang tersebut pada gasa Screen dengan menempelkan permukaan gambar yang ada lapisan sirlak atau gom Arabische menghadap ke gasa Screen bagian luar. Selanjutnya untuk gambar yang dilapisi sirlak disetrika dari bagian yang tidak ada lapisan sirlaknya, sambil ditekan sampai gambar melekatbetul pada gasa.

Setelah selesai pekerjaan tersebut, bagian dalam dari Screen kita lapisi dengan lak yang tahan terhadap obat-obat kimia yang terdapat dalam tinta pencapan dengan memakai kapas atawa kain yang lunak, dibasahi setengah basah dengan pelarut tersebut, kemudian digosok-gosokkan, sampai lubang menjadi bersih. Untuk mencegah Screen bocor, hendaknya sebelah pinggir dekat rangka dilapisi pula dengan Screen-laquer dari bagian luar atau dilapisi dengan kertas kraft keempat sisi dekat pingir rangka. Selanjutnya dikeringkan, dan setelah kering Screen tersebut siap untuk disablonkan.

Baca Selengkapnya >>

Selasa, Mei 17, 2011

Macam-macam jenis Clay

1. Lilin Malam
Ini juga termasuk "keluarga" clay, biasanya untuk mainan anak-anak,
banyak dijual di toko-toko buku bermacam-macam warna dan mudah dibentuk.
Bentuk akhirnya tetap lunak tidak akan mengeras dan dapat diolah kembali.

2. Paper clay:
Terbuat dari bubur kertas, kebanyakan dijual dengan warna putih dan ada juga dengan campuran gips (seperti kapur). Hasil akhirnya keras dengan cara diangin-anginkan dan di cat diberi warna.
(dapat juga sewaktu diulenin langsung ditambah warna).
Paper clay dapat dibuat sendiri dengan cara merendam kertas.

3. Plastisin Clay (Clay Tepung):
Hampir sama dengan Lilin malam hanya saja tidak selunak lilin malam dan lebih mantap bentuknya (lebih keras dibandingkan lilin malam). Plastisin Clay dapat dibuat sendiri dan cukup mudah dikerjakan bersama anak-anak.

Bahan yang diperlukan:
- Tepung terigu : tepung tapioka : tepung beras dengan perbandingan 1:1:1.
- Lem kayu misalnya lem fox (atau sejenisnya).
- Sedikit natrium benzoat/pengawet makanan atau Borax juga tidak apa-apa. (ini tidak wajib, jika ingin hasil tahan lama
tidak berjamur).
- Cat poster/akrilik/cat air.
- Pilox bening/cat kuku bening.

Cara membuat:
- Campur tepung, masukan lem sedikit demi sedikit hingga serasa pas dan tidak lengket ditangan.
- Bagi beberapa bagian (sesuai warna-warna yang diinginkan) dan campurkan sedikit demi sedikit cat,
sampai warna yang diinginkan tercapai.
- Clay tepung siap di bentuk.
- Angin-anginkan hingga kering.
- Dapat disemprotkan Pilox transparant atau dioles cat kuku agar lebih tahan lama.

4. Clay Roti:
Ini juga dapat di buat sendiri dari sisa-sisa roti.

Bahannya:
- 1 lembar roti tawar (angin-anginkan dulu agar teksturnya agak kering).
- Lem kayu misalnya lem fox (atau sejenisnya).
- 1 sdt minyak sayur.
- Sedikit natruim benzoat/pengawet makanan atau Borax (tidak wajib).
- Cat poster/acrilic/cat air.
- Pilox tranparant/cat kuku bening.

Cara membuat:
- Sobek-sobek kecil roti tawar.
- Tambahkan lem dan uleni sampai agak kalis.
- Tambahkan minyak sayur dan pengawet, uleni sampai kalis.
- Selanjutnya sama dengan membuat clay dari tepung.

5. Polymer Clay:
Clay yang paling mahal, masih langka di Indonesia.
Proses pengeringannya dengan cara di oven (bukan pakai oven kompor).
Hasil akhirnya tergantung jenis clay nya, mau seperti kayu, batu alam, metal atau plastik.
Berbagai macam merek polimer clay dijual diberbagai toko kerajinan tangan, setiap merek mempunyai kelebihan dan kekurangan,
diantaranya yang amat dikenal dikalangan pecinta polimer clay; sculpey III, premo sculpey, premo soft, fimo, fimo soft, cernit, kato clay dan berbagai macam liquid clay (cair).

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, sah-sah saja bereksperimen dengan di campur-campur, memungkinkan hasil yang lebih bagus. Kita dapat mencampur merek clay yang satu dengan yang lain, misalnya sculpey III yang bersifat mudah di bentuk (lunak) dengan fimo (keras) namun lebih strong (tidak mudah pecah), agar clay yang didapat dari campuran tadi lebih kuat, tidak mudah pecah, dan mudah diolah.

Clay setelah dibentuk kemudian dibakar dengan oven, lama pembakaranya tergantung dari tipis tebal nya clay yang kita bakar, pembakaran pun harus cermat dan hati2, karena hasilnya bisa gosong (menghitam), atau bahkan bisa kurang matang ( lembek ).
Setelah clay dingin, kita dapat mengolesnya dengan cairan glossy selain untuk melindungi permukaan clay,
juga untuk memperindah hasil clay kita.

Dibandingkan jenis lainnya yang hanya cukup diangin-angin kan,
Polymer Clay mesti di panaskan agar mengeras dengan cara di oven (dapat menggunakan oven biasa).
Pemanggangannya dengan suhu sekitar 120c-160c selama 10 menit (tergantung jenisnya),
jika masih lembek dapat ditambah waktu pemanggannya akan tetapi jangan terlalu lama,
selain membuat aroma yang tidak enak, warnanya pun akan berubah.
Polymer yang sudah dipanggang hasilnya sangat kuat dan menarik (ada yg menyerupai plastic, batu alam, metal).

Merk-merk dipasaran saat ini diantaranya:
a). Sculpey (USA).
Kualitas: Tidak sebagus merek lain, dan harganya sedikit lebih murah dibandingkan clay berkualitas diatasnya.
Keunggulan: paling mudah di conditioning dibanding merek lain dan paling mudah dicari.
Jenis dan warna: Sculpey Original, Sculpey III, Super Sculpey, Super Sculpey Firm, Sculpey Bake and Bend, Eraserclay,
Elasticlay. (Sculpey III - semakin di uleni semain lemas susah dibentuk jadinya, tapi mungkin Super Sculpey dan Super Sculpey Firm lebih baik).

b). Fimo (Germany).
Keunggulan : kekerasan paling bagus.
Kelemahan: paling susah di conditioning.
Jenisnya (antaranya):
- Puppen FIMO (khusus warna kulit untuk boneka/patung) - Cukup keras, tapi kualitasnya bagus, enak dipakai tidak selemas Sculpey, kalau sudah dipanggang teksturnya sedikit mirip plastik.
- FIMO classic - Sangat keras, harus diconditioning lama, lebih keras dari Puppen FIMO tetapi lebih kuat.
- FIMO Soft – Mungkin tidak sekeras FIMO Classic.

c). Cernit (Germany).
Keunggulan: cocok untuk buat figurine, kualitas sangat baik, dan macam macam warna.
d). Kato Poly Clay (USA).
Kekerasannya antara Fimo dan Cernit.
e). Premo (USA).
Sama dengan perusahaan yang membuat sculpey, tapi kualitas claynya lebih baik.
f). ProSculpt.
Khusus untuk membuat boneka, pilihan warnanya hanya warna warna kulit.
g). Creall-Therm (The Netherland).
h). Modello/Formello (Germany).
i). Modelene (Australia).
j). Du-Kit (New Zealand).


Sedangkan jenis-jenis Polymer Clay:
a). Colored clay.
b). Metallic dan Pearl clay.
c). Translucent clay.
d). Textured clay.
e). Liquid polymer clay.
f). Specialty clays.
g). Air dry clay.

6. Jumping Clay:
Clay ini jika diangin-angin kan akan kering dan tidak dapat diolah lagi, hanya saja jadinya ringan seperti gabus.
Dijual dengan berbagai macam warna didalam kantung alumunium foil (biasanya).
Cocok untuk dibuat menjadi boneka-boneka hewan atau manusia kecil.

7. Air Dry Clay/clay Jepang/clay Korea:
Hampir sama dengan jumping clay, hanya saja bentuk akhirnya lebih padat.
Dijual dengan berbagai macam warna dan dibungkus dengan plastik kedap udara (biasanya).
Cocok untuk membuat miniature buah-buahan, sayuran, makanan atau lainnya.

8. Clay Asli (Tanah Liat/Keramik):

Pasti semua tahu yang ini, clay asli dari alam untuk membuat tembikar.
Cara pengeringannya setelah diangin-angin dibakar kedalam tungku.

Berdasarkan jenisnya:
- Gerabah.
- Keramik batu.
- Porselin.
- Keramik Baru.

9. Clay Imitasi (??):
Tidak semua tahu perihal tentang clay ini. Yang pasti clay ini biasanya digunakan di pabrik-pabrik mobil, atau industri besar lainnya untuk dijadikan model produk. Warnanya coklat tua dengan cara dipanaskan dahulu, agar dapat dibentuk. Hasil akhirnya lumayan kokoh, tapi masih bisa diolah lagi kalau dipanaskan.

10. Gips
Gips terbuat dari bahan kapur yang dikeraskan. Cara pembuatannya, adonan yang encer dicetak (menjadi pot, hiasan kulkas, pajangan, dll), diangin-angin kan lalu di cat. Atau dapat juga dipadatkan berbentuk balok, lalu di ukir menjadi patung, abstrak atau lainnya.
 
RESEP ADONAN CLAY
* ALAT DAN BAHAN *

Bahan :
Tepung terigu, tepung tapioca, tepung beras (dengan perbandingan 1:1:1 ) , lem putih

Alat :
Gunting, lem putih, tusuk gigi, jarum pentul, kawat, sedotan, pipa, pinset.
Proses Pembuatan Bahan :
Semua tepung dicampur jadi satu, kemudian diuleni sampai kalis (tidak lengket ditangan)

Proses Pewarnaan :
Bisa pakai pewaarna apa saja (cat air, acrylic, poster, oil). Pewarna dicampur ke dalam adonan lalu diuleni hingga rata.

Pembentukan Model :
Setelah bahan siap digunakan selanjutnya dapat dibentuk sesuai dengan keinginan.

Pengeringan :
Model hanya diangin-anginkan sudah dapat mengering dengan sendirinya.

*): Posting ini Diambil dari beberapa sumber. Bagi yang ingin menambahkan dapat melalui email ke: craftnclub@yahoo.com

Baca Selengkapnya >>

Senin, Mei 16, 2011

Fuji Finepix S2500HD


Harga : Rp. 2,350,000.00

Powerful Zoom, Outstanding Quality in HD
Optimal image quality for both HD video and still images through Fujifilm`s unrelenting supportive functions with Fujinon Lens.
Fujinon 18x & Wide 28mm Zoom Lens
Regarded Highly by Professionals World-wide
The widely renown Fujinon Lens are used popularly in numerous situations including satellites in outer space, TV/film, security and compact cameras. With the highly adept manufacture of Fujifilm, high precision optic and technology are provided for the best 28mm wide angle and 18x optical zoom.
12 Megapixels – With Vivid Colors and Clarity
A 12 megapixel of high resolution can capture the world around in vivid color and lavish details.
High Sensitivity + CCD Shift Image Stabilization
Dual Image Stabilization is the combination of high sensitivity and CCD shift image stabilization that works to eliminate blurred photos by freezing action and minimizing blurs at maximum zoom range.
High Sensitivity (max. ISO6400)
Maximum sensitivity of ISO6400* lets you take natural, lifelike photos, even with limited available light. And high sensitivity also lets you stop the action, even when the subject is moving at high speeds.
Specification:
Number of effective pixels
12.2 million pixels
CCD sensor
1/ 2.3-inch CCD
Storage media
Internal memory (approx. 23MB) / SD memory card / SDHC memory card
File format
Still image: JPEG (Exif. Ver. 2.2) / Movie: AVI (Motion JPEG) with sound / Audio: WAVE format, Monaural sound

(Design rule for Camera File system compliant / DPOF-compatible)
Number of recorded pixels
L: 4,000 x 3,000 (4:3) / 4,000 x 2,664 (3:2) / 4,000 x 2,248 (16:9)

M: 2,816 x 2,112 (4:3) / 2,816 x 1,864 (3:2) / 2,816 x 1,584 (16:9)

S: 2,048 x 1,536 (4:3) / 2,048 x 1,360 (3:2) / 1,920 x 1,080 (16:9)
Lens
S2500HD/S1800: Fujinon 18x Optical zoom lens, F3.1 (Wide) – F5.6 (Telephoto)

S1600: Fujinon 15x Optical zoom lens, F3.1 (Wide) – F5.6 (Telephoto)
Lens focal length
S1800/S2500HD:f=5.0-90.0mm, equivalent to 28-504mm on a 35 mm

S1600/S2500HD:f=5.0- 75.0mm, equivalent to 28-420 mm on a 35mm
Aperture
F3.1-F6.4(Wide), F5.6-F11(Telephoto) with ND filter
Digital zoom
S2500HD/S1800:Approx. 6.3x up to 113.4x with optical zoom

S1600:Approx. 6.3x up to 94.5x with optical zoom
Focus distance
Normal: Wide: Approx. 40cm(1.3ft) to infinity, Telephoto: Approx. 2.5 m(8.2 ft) to infinity
(from lens surface)
Macro: Wide: Approx. 5 cm-3m /0.2ft.–9.8ft. Telephoto: Approx. 1.8m -3m /5.9ft.-9.8ft

Super Macro: Approx. 2cm-100cm /0.1ft.-3.3ft.
Sensitivity
Auto / Equivalent to ISO 64/100/200/400/800/1600/3200*/6400* (Standard Output Sensitivity) 3MP or lower (Number of recorded pixels)
Exposure control
TTL 256-zones metering, spot, multi
Exposure mode
Programmed AE, Shutter Priority AE, Aperture Priority AE, Manual
Shooting modes
SP: Portrait, Landscape, Sport, Night, Night(Tripod), Fireworks, Sunset, Snow, Natural Light, Natural Light & with Flash, Beach, Party, Flower, Text, Smile, Zoom Bracketing

MODE DIAL: SR AUTO, AUTO, P, S, A, M, Custom, Movie, Panorama, SP
Image Stabiliser
CCD-shift type
Shutter speed
(Auto mode) 1/4 sec. to 1/2000 sec. (All other modes) 8 sec. to 1/2000 sec.
Continuous shooting
TOP-3: up to 1.3 fps; max. 3 frames

TOP-10: up to 3.3fps; max.10 frames; size (M)

TOP-20: up to 8fps; max.20 frames; size (S)

LAST-3: up to 1.3 fps; last 3 frames recorded

LONG PERIOD: up to 1.3 fps; maximum number of frames varies with image size and available memory
Focus
Mode: Single AF, continuous AF

Autofocus system: Contrast-detect TTL AF AF assist illuminator available

Focus-area selection: CENTER, MULTI, AREA, TRACKING
White balance
Automatic scene recognition

Preset: Fine, Shade, Fluorescent light (Daylight), Fluorescent light (Warm White), Fluorescent light (Cool White), Incandescent light, Custom
Self-timer
Approx. 10 sec./2 sec. delay
Flash
Auto flash

Effective range:(ISO AUTO)

Normal:

Wide: approx. 40 cm-8 m/1.3 ft.-26.2 ft., Telephoto: approx. 2.5 m-4.4 m/8.2 ft.-14.4 ft.

Macro:

Wide: approx. 30 cm-3 m/1 ft.-9.8 ft., Telephoto: approx.1.8 m-3 m/1 ft.-5.9 ft.

Flash mode

Red-eye removal OFF: Auto, Forced Flash, Off , Slow Synchro

Red-eye removal ON: Auto with Red-eye removal, Forced Flash with Red-eye Removal, Off , Slow Sync with Red-eye Removal
Electronic Viewfinder
0.2-in., 200k-dot colour LCD viewfinder Approx. 99% (shooting), 100% (playback)
LCD monitor
3.0-inch, Approx. 230,000 dots, colour LCD monitor, Approx. 97% (shooting), 100% (playback)
Movie recording
1280×720 pixels (30frames / sec.) / 640×480 pixels / 320×240 pixels (30 frames / sec.) with monaural sound
Photography functions
Instant zoom, Intelligent Face Detection with red-eye removal, high-speed shooting, best framing, frame number memory, Silent mode, and histogram display
Playback functions
Intelligent Face Detection, red-eye removal, micro thumbnail, multi-frame playback, sort-by-date, cropping, resize, slide show, image rotation, voice memo, histogram display, and exposure warning
Video output
NTSC/PAL selectable
HDMI output
HDMI Mini connector (S2500HD only)
Digital interface
USB 2.0 High-Speed
Power supply
4xAA type alkaline batteries (included) / 4xAA type Ni-MH rechargeable batteries (sold separately)

4xAA type lithium batteries (sold separately) / DC coupler CP-04 with AC power adapter AC-5VX (sold separately)
Dimensions
110.2 (W) × 73.4 (H) × 81.4(D) mm / 4.3in.(W)×2.9in.(H)×3.2in.(D)

(excluding accessories and attachments)
Weight
Approx. 337g / 11.9oz. (excluding accessories, battery and memory card)

Approx. 432g / 15.2oz. (including accessories, battery and memory card)
Operating Humidity
80% or less (no condensation)
Guide to the number of available frames for battery operation
Alkaline batteries: Approx. 300frames

Ni-MH rechargeable batteries: Approx 500 frames

Lithium batteries: Approx. 700 frames
Accessories included
4xAA type Alkaline batteries

Shoulder strap

Lens cap

Lens cap cord

USB cable

A / V cable

CD-ROM (FinePixViewer)

CD-ROM (Owner`s Manual)
Powerful Zoom, Outstanding Quality in HD
Optimal image quality for both HD video and still images through Fujifilm`s unrelenting supportive functions with Fujinon Lens.
Fujinon 18x & Wide 28mm Zoom Lens
Regarded Highly by Professionals World-wide
The widely renown Fujinon Lens are used popularly in numerous situations including satellites in outer space, TV/film, security and compact cameras. With the highly adept manufacture of Fujifilm, high precision optic and technology are provided for the best 28mm wide angle and 18x optical zoom.
12 Megapixels – With Vivid Colors and Clarity
A 12 megapixel of high resolution can capture the world around in vivid color and lavish details.
High Sensitivity + CCD Shift Image Stabilization
Dual Image Stabilization is the combination of high sensitivity and CCD shift image stabilization that works to eliminate blurred photos by freezing action and minimizing blurs at maximum zoom range.
High Sensitivity (max. ISO6400)
Maximum sensitivity of ISO6400* lets you take natural, lifelike photos, even with limited available light. And high sensitivity also lets you stop the action, even when the subject is moving at high speeds.
Specification:
Number of effective pixels
12.2 million pixels
CCD sensor
1/ 2.3-inch CCD
Storage media
Internal memory (approx. 23MB) / SD memory card / SDHC memory card
File format
Still image: JPEG (Exif. Ver. 2.2) / Movie: AVI (Motion JPEG) with sound / Audio: WAVE format, Monaural sound

(Design rule for Camera File system compliant / DPOF-compatible)
Number of recorded pixels
L: 4,000 x 3,000 (4:3) / 4,000 x 2,664 (3:2) / 4,000 x 2,248 (16:9)

M: 2,816 x 2,112 (4:3) / 2,816 x 1,864 (3:2) / 2,816 x 1,584 (16:9)

S: 2,048 x 1,536 (4:3) / 2,048 x 1,360 (3:2) / 1,920 x 1,080 (16:9)
Lens
S2500HD/S1800: Fujinon 18x Optical zoom lens, F3.1 (Wide) – F5.6 (Telephoto)

S1600: Fujinon 15x Optical zoom lens, F3.1 (Wide) – F5.6 (Telephoto)
Lens focal length
S1800/S2500HD:f=5.0-90.0mm, equivalent to 28-504mm on a 35 mm

S1600/S2500HD:f=5.0- 75.0mm, equivalent to 28-420 mm on a 35mm
Aperture
F3.1-F6.4(Wide), F5.6-F11(Telephoto) with ND filter
Digital zoom
S2500HD/S1800:Approx. 6.3x up to 113.4x with optical zoom

S1600:Approx. 6.3x up to 94.5x with optical zoom
Focus distance
Normal: Wide: Approx. 40cm(1.3ft) to infinity, Telephoto: Approx. 2.5 m(8.2 ft) to infinity
(from lens surface)
Macro: Wide: Approx. 5 cm-3m /0.2ft.–9.8ft. Telephoto: Approx. 1.8m -3m /5.9ft.-9.8ft

Super Macro: Approx. 2cm-100cm /0.1ft.-3.3ft.
Sensitivity
Auto / Equivalent to ISO 64/100/200/400/800/1600/3200*/6400* (Standard Output Sensitivity) 3MP or lower (Number of recorded pixels)
Exposure control
TTL 256-zones metering, spot, multi
Exposure mode
Programmed AE, Shutter Priority AE, Aperture Priority AE, Manual
Shooting modes
SP: Portrait, Landscape, Sport, Night, Night(Tripod), Fireworks, Sunset, Snow, Natural Light, Natural Light & with Flash, Beach, Party, Flower, Text, Smile, Zoom Bracketing

MODE DIAL: SR AUTO, AUTO, P, S, A, M, Custom, Movie, Panorama, SP
Image Stabiliser
CCD-shift type
Shutter speed
(Auto mode) 1/4 sec. to 1/2000 sec. (All other modes) 8 sec. to 1/2000 sec.
Continuous shooting
TOP-3: up to 1.3 fps; max. 3 frames

TOP-10: up to 3.3fps; max.10 frames; size (M)

TOP-20: up to 8fps; max.20 frames; size (S)

LAST-3: up to 1.3 fps; last 3 frames recorded

LONG PERIOD: up to 1.3 fps; maximum number of frames varies with image size and available memory
Focus
Mode: Single AF, continuous AF

Autofocus system: Contrast-detect TTL AF AF assist illuminator available

Focus-area selection: CENTER, MULTI, AREA, TRACKING
White balance
Automatic scene recognition

Preset: Fine, Shade, Fluorescent light (Daylight), Fluorescent light (Warm White), Fluorescent light (Cool White), Incandescent light, Custom
Self-timer
Approx. 10 sec./2 sec. delay
Flash
Auto flash

Effective range:(ISO AUTO)

Normal:

Wide: approx. 40 cm-8 m/1.3 ft.-26.2 ft., Telephoto: approx. 2.5 m-4.4 m/8.2 ft.-14.4 ft.

Macro:

Wide: approx. 30 cm-3 m/1 ft.-9.8 ft., Telephoto: approx.1.8 m-3 m/1 ft.-5.9 ft.

Flash mode

Red-eye removal OFF: Auto, Forced Flash, Off , Slow Synchro

Red-eye removal ON: Auto with Red-eye removal, Forced Flash with Red-eye Removal, Off , Slow Sync with Red-eye Removal
Electronic Viewfinder
0.2-in., 200k-dot colour LCD viewfinder Approx. 99% (shooting), 100% (playback)
LCD monitor
3.0-inch, Approx. 230,000 dots, colour LCD monitor, Approx. 97% (shooting), 100% (playback)
Movie recording
1280×720 pixels (30frames / sec.) / 640×480 pixels / 320×240 pixels (30 frames / sec.) with monaural sound
Photography functions
Instant zoom, Intelligent Face Detection with red-eye removal, high-speed shooting, best framing, frame number memory, Silent mode, and histogram display
Playback functions
Intelligent Face Detection, red-eye removal, micro thumbnail, multi-frame playback, sort-by-date, cropping, resize, slide show, image rotation, voice memo, histogram display, and exposure warning
Video output
NTSC/PAL selectable
HDMI output
HDMI Mini connector (S2500HD only)
Digital interface
USB 2.0 High-Speed
Power supply
4xAA type alkaline batteries (included) / 4xAA type Ni-MH rechargeable batteries (sold separately)

4xAA type lithium batteries (sold separately) / DC coupler CP-04 with AC power adapter AC-5VX (sold separately)
Dimensions
110.2 (W) × 73.4 (H) × 81.4(D) mm / 4.3in.(W)×2.9in.(H)×3.2in.(D)

(excluding accessories and attachments)
Weight
Approx. 337g / 11.9oz. (excluding accessories, battery and memory card)

Approx. 432g / 15.2oz. (including accessories, battery and memory card)
Operating Humidity
80% or less (no condensation)
Guide to the number of available frames for battery operation
Alkaline batteries: Approx. 300frames

Ni-MH rechargeable batteries: Approx 500 frames

Lithium batteries: Approx. 700 frames
Accessories included
4xAA type Alkaline batteries

Shoulder strap

Lens cap

Lens cap cord

USB cable

A / V cable

CD-ROM (FinePixViewer)

CD-ROM (Owner`s Manual)

Baca Selengkapnya >>