Baru dua minggu berlalu perasaan lega setelah mendapatkan Akte Pendirian Perusahaan/CV dari notaris ternyata tidak cukup sampai di situ, untuk perijinan TDP (Tanda Daftar Perusahaan), SIUP (Surat Ijin Usaha) dan segalanya masih memerlukan jerih payah tambahan. Salah satunya seperti Ijin Domisili Perusahaan, kita harus melalui pembuatan Surat Serba Guna dengan lampiran salinan KTP dan Kartu keluarga untuk diketahui RT dan RW, kemudian sampailah ke petugas Kelurahan yang mewajibkan syarat baru dengan melampirkan Salinan Sertifikat Rumah, Bukti PBB terakhir, Salinan IMB, Ijin Pemilik Rumah dan NPWP Pribadi. Sambil menghela nafas akhirnya aku kembali pulang dengan niat melengkapi persyaratan tersebut karena aku pikir semuanya sudah lengkap dan tinggal Ijin Pemilik Rumah lah yang harus kerja ekstra karena harus mengetik membuat surat pernyataan yang dilampiri meterai dan ditandatangani ibu mertuaku sebagai pemilik rumah di sertifikat.
Untuk persyaratan yang lain seperti membuat NPWP Pribadi pun harus usaha ekstra, berati Salinan KTP dan KK harus juga disiapkan, tetapi sebelum itu terlaksana terlintas dipikiranku untuk memanfaatkan situs Online Pendaftaran NPWP di http://ereg.pajak.go.id dan tentu saja harus register dahulu baru bisa masuk ke pengisian formulir. Dengan perasaan kesal akhirnya pengisianpun aku batalkan karena ada baris pengisian di butir ke 5 yang tidak mengerti cara pengisiannya dan itu wajib diisi. Dari pada salah pengisian dan berakibat fatal di kemudian hari akhirnya aku batalkan dan langsung Logout, maksudnya mau tanya-tanya dulu ke yang ngerti masalah pajak. Gawat....jangan-jangan di kemudian hari ada tagihan pajak yang harus disetor karena salah memilih 'option'. Disinilah seharusnya pemerintah tidak mempersulit rakyatnya sendiri dengan masalah pajak...harus bayar aja masih dipersulit, tetapi dengan adanya situs online sudah merupakan kemajuan untuk mempermudah wajib pajak, tapi yang jelas dong cara pengisiannya.
PENGURUSAN
Minggu, Januari 30, 2011
Membuat Ijin Domisili Perusahaan dan NPWP Pribadi
SYARAT
IJIN DOMISILI
(Kecamatan)
Copy KTP & Kartu Keluarga
Surat Serba Guna RT/RW
Ijin Tetangga RT/RW
Copy Akte Pendirian Perusahaan
Copy Sertifikat Rumah Domisili
Copy IMB Rumah Domisili
Copy Pembayaran PBB terakhir
Ijin Pemilik Rumah Domisili
NPWP Perusahaan
Copy KTP & Kartu Keluarga
Surat Serba Guna RT/RW (asli)
Ijin Tetangga RT/RW (asli)
Copy Akte Pendirian Perusahaan
Copy KTP
Copy KTP (Pimpinan)
NPWP Pribadi
Akte Pendirian
Ijin Domisili
Kamis, Januari 27, 2011
Reuni SMA
Bertemu teman-teman lama memang mengasyikan, bayangkan setelah lebih 28 tahun kita melepas masa SMA kini bertemu kembali dengan membawa pengalaman hidup kita masing masing, ada yang wajahnya berubah total dan ada juga yang masih tetap, hanya saja mungkin dihiasi beberapa kerutan di dahi atau rambutnya yang sudah memutih seperti ditaburi kembang jambu, malah ada yang semakin botak dan gendut. Hirup...deui...
Akibat meluasnya teknologi komunikasi jejaring sosial Facebook, satu per satu makhluk yang telah lama menghilang dapat dilacak kembali keberadaannya. Beberapa tidak ditemukan...ntah karena gaptek (gagap teknologi) atau memang gagap kayak si Azis, namun karena solidnya pertemanan kita akhirnya dapat terkumpul beberapa nama ...yah minimal diketahui dari nomor HP-nya, yang gak punya HP...kabina-bina ria.
Dan akhirnya kita dapat ngumpul, dimana lagi kalau bukan di acara Reuni, mesti beberapa pihak merasa keberatan atau bahkan senang ketemu mantan pacarnya dulu. Dampak negatif-nya tentu saja rumah-tangganya dikhawatirkan terjadi perang dunia ke-3 atau hadir 'susulumputan' pada reuni takut ketahuan akibat dampak badai "Susi" (Suami Sieun Istri) alias suami takut istri. Alhamdulillah, kejadian tersebut tidak kejadian.
Reuni Angkatan 1983 SMA Negeri 6 Bandung
di Hotel Grand Seriti Jl.Hegarmanah.Bandung
Reuni Kelas C5, di Punclut Ciumbuleuit Bandung yang pertama
Reuni Kelas C5, di Punclut Ciumbuleuit Bandung yang kedua
Baca Selengkapnya >>
Selasa, Januari 25, 2011
Tips Untuk Mempercepat Browsing
QoS yang bernama lengkap Quality of Service disediakan dengan tujuan untuk memastikan bahwa jaringan anda sudah bekerja dengan baik. Tetapi kenyataannya QoS ini tidak begitu berguna.
Dan celakanya lagi QoS ini telah memakan 20% dari bandwidth yang tersedia di perangkat anda.
Wah...wah...wah....
Sekarang kita akan ganti QoS yang memakai bandwidth 20% tersebut menjadi 0% (nol persen).
Ikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Klik Start
2. Klik Run
3. Ketik gpedit.msc
4. Klik OK
5. Klik tanda (+) pada Computer Configuration
6. Klik tanda (+) pada Administrative Templates
7. Klik tanda (+) pada Network
8. Klik pada folder QoS Packet Scheduler
9. Sekarang alihkan pandangan anda ke sidebar yang di sebelah kanan
10. Klik 2x pada file Limit reservable bandwidth
11. Klik pada lingkaran Enable
12. Ketik 0 (nol) pada kolom Bandwidth limit [%]
13. Klik OK
14. Selesai, Silahkan keluar dari halaman Group Policy tersebut
Selamat mencoba, semoga bermanfaat
Baca Selengkapnya >>
Dan celakanya lagi QoS ini telah memakan 20% dari bandwidth yang tersedia di perangkat anda.
Wah...wah...wah....
Sekarang kita akan ganti QoS yang memakai bandwidth 20% tersebut menjadi 0% (nol persen).
Ikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Klik Start
2. Klik Run
3. Ketik gpedit.msc
4. Klik OK
5. Klik tanda (+) pada Computer Configuration
6. Klik tanda (+) pada Administrative Templates
7. Klik tanda (+) pada Network
8. Klik pada folder QoS Packet Scheduler
9. Sekarang alihkan pandangan anda ke sidebar yang di sebelah kanan
10. Klik 2x pada file Limit reservable bandwidth
11. Klik pada lingkaran Enable
12. Ketik 0 (nol) pada kolom Bandwidth limit [%]
13. Klik OK
14. Selesai, Silahkan keluar dari halaman Group Policy tersebut
Selamat mencoba, semoga bermanfaat
Minggu, Januari 23, 2011
Kembali Ke Garuda Dalam
Ternyata, sepeninggal dari Pasundan bapak telah mendapatkan rumah dinas DKA (sekarang PT.KAI) di bilangan Jalan Garuda Dalam I No.27, meskipun kondisinya waktu itu menyeramkan tetapi sepertinya ibuku dan anak-anak sangat berkesan karena mempunyai halaman yang luas dan air ledeng yang sangat berlimpah. Tentu saja rumah masih belum banyak terisi perabotan karena dari Pasundan hanya lemari, meja dan kursi saja yang punya. Meski dengan kesederhanaan saat itu, keluargaku masih tergolong berkecukupan
Sungguh miris memang kalau mengingat masa itu, segala kebutuhan dan keinginanku sulit sekali didapat berlebihan. Kalau pun ada, kami mesti membagi dengan seluruh saudara-saudaraku, untunglah saat itu kami semua tidak pernah terlalu menuntut suatu keinginan, asalkan kebutuhan sekolah dan ongkos sehari-hari terpenuhi. Inilah mungkin pelajaran bagiku untuk dapat menerima apa adanya dan mengerti kesulitan ekonomi orang tua.
Bapak kadang-kadang mendapatkan proyek membuat spanduk dari kantornya, seperti biasa sehabis acara selesai bapak membawa pulang kembali spanduk tersebut untuk direndam di air panas agar kertas tempelannya gampang dilepas kemudian kainnya bisa dimanfaatkan kembali untuk bahan pakaian anak-anak sehari-hari.
Suasana di luar rumah saat itu sangat menyenangkan, sesuatu yang tidak pernah diperoleh sewaktu tinggal di Pasundan, maklum tempat tinggal kami masih termasuk di kawasan pinggiran kota. Dari arah Barat dan Utara masih banyak terhampar pesawahan yang masih luas sehingga pasukan burung pipit, burung gereja masih banyak berterbangan di pagi hari yang masih berkabut tebal. Sungguh beruntung bapak mendapatkan rumah ini, lingkungannya masih asri dan segar, halaman depan dan samping rumah banyak ditumbuhi pohon buah-buahan, dari 4 jenis jambu batu, jambu air, pisang, mangga gedong gincu, pohon waru, sirsak, alpukat, jeruk bali sampai petai cina, belum lagi tanaman perdu sebagai pagar hidup seperti beluntas, daun mangkokan sampai bunga-bungaan.
Emih memanfaatkan halaman ini dengan memelihara ayam kampung, dari 1 ekor hingga mencapai 40 ekor, aku dan saudaraku sering memberikan pakan tambahan seperti capung dan ulat pisang sehingga ayam-ayam kami tumbuh besar dan sehat-sehat.
Menjelang maghrib disuguhi pemandangan yang menakjubkan, serombongan kelelawar terbang serentak dari arah barat menuju timur seiring dengan tenggelamnya mentari di ufuk barat.
Tak terasa waktu itu aku naik ke kelas 3 SD dan kakakku masuk kelas 5, itu berarti setahun sudah aku bolak balik pergi sekolah dari Garuda ke Kebon Kalapa, sebenarnya deket rumah kami ada sekolah swasta yang cukup bagus, tetapi karena sudah tanggung aku teruskan saja. Entah karena alasan ekonomi, yang pasti dengan status pegawai kereta-api bapak bisa saja mendapatkan potongan khusus di SD yang dikelola oleh yayasan kereta-api.
Aku dan kakakku tetap di sekolah negeri, biarpun harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Garuda ke Keb.Kalapa. Menggunakan Honda (sekarang angkot) jurusan Cimahi-Kebon Kalapa, cukup ongkos berdua Rp 20,- sudah sampai di sekolah, begitupun sebaliknya.. Dengan sisa uang Rp 10,- sebagai bekal berdua tidaklah cukup memadai untuk membeli makanan yang mahal, kue bandros depan sekolahku saja harganya Rp 15,-, paling-paling pergi ke kantin beli kerupuk yang harganya Rp 5,- sudah cukup. Paling-paling kami berdua menyiasatinya dengan pulang berjalan kaki sehingga besoknya punya uang lebih untuk jajan.
Aku dan kakakku tetap di sekolah negeri, biarpun harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Garuda ke Keb.Kalapa. Menggunakan Honda (sekarang angkot) jurusan Cimahi-Kebon Kalapa, cukup ongkos berdua Rp 20,- sudah sampai di sekolah, begitupun sebaliknya.. Dengan sisa uang Rp 10,- sebagai bekal berdua tidaklah cukup memadai untuk membeli makanan yang mahal, kue bandros depan sekolahku saja harganya Rp 15,-, paling-paling pergi ke kantin beli kerupuk yang harganya Rp 5,- sudah cukup. Paling-paling kami berdua menyiasatinya dengan pulang berjalan kaki sehingga besoknya punya uang lebih untuk jajan.
Jarak rumah ke sekolahku kurang lebih 8 km, itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 jam, mulai dari sekolah di Jl. Mohammad Toha, Jl.Pungkur, Jl.Astana Anyar, Jl.Cibadak tembus ke Jl.Jend.Sudirman, lurus sampai Jl.Garuda. Bandung saat itu tidak seramai sekarang, angkot jurusan Cimahi-Keb.Kalapa, pun tidak banyak. Jenis mobil angkot Honda TN7 atau Oplet masih berseliweran menarik penumpang dan sebagian lagi jenis Bemo kearah Ciroyom sebagai alternative pilihan.
Minggu, Januari 02, 2011
Majalah Jadoel Terbitan Bandung April 1948
Majalah tempo dulu yang terbit di Bandung pada th.1948, majalah Tjantik.
Edisi perdana (First Edition) April th.1948, No.1 - Th.1.
Pemimpin redaksi majalah ini adalah Njoo Cheong Seng,
penulis paling terkenal di masa itu.
Dalam banyak karangannya, ia lebih banyak memakai nama samaran Gagak Lodra atau juga nama samarannya yang lain Monsieur d'Amour. Hanya kadang2 saja, ia memakai nama aslinya sendiri Njoo Cheong Seng dalam tulisan2nya.
Dalam majalah ini terdapat dua buah karangan Njoo Cheong Seng,
"Tjuma Satoe" yang berlatar belakang cerita pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ia memakai nama pengarang samarannya Gagak Lodra dan karangan yang lain "Maen Mata dengan Doenia" sebuah kisah roman percintaan tempo doeloe.
Ia memakai nama pengarang samaran Monsieur d'Amour.
Majalah tempo doeloe yang Edisi Perdana No.1 - Th.1 (First Edition)
adalah langka, begitu pula halnya pada Edisi Perdana (First Edition) majalah2 yang terbit pada jaman sekarang dan merupakan barang koleksi bagi para Kolektor.
Edisi perdana (First Edition) April th.1948, No.1 - Th.1.
Pemimpin redaksi majalah ini adalah Njoo Cheong Seng,
penulis paling terkenal di masa itu.
Dalam banyak karangannya, ia lebih banyak memakai nama samaran Gagak Lodra atau juga nama samarannya yang lain Monsieur d'Amour. Hanya kadang2 saja, ia memakai nama aslinya sendiri Njoo Cheong Seng dalam tulisan2nya.
Dalam majalah ini terdapat dua buah karangan Njoo Cheong Seng,
"Tjuma Satoe" yang berlatar belakang cerita pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ia memakai nama pengarang samarannya Gagak Lodra dan karangan yang lain "Maen Mata dengan Doenia" sebuah kisah roman percintaan tempo doeloe.
Ia memakai nama pengarang samaran Monsieur d'Amour.
Majalah tempo doeloe yang Edisi Perdana No.1 - Th.1 (First Edition)
adalah langka, begitu pula halnya pada Edisi Perdana (First Edition) majalah2 yang terbit pada jaman sekarang dan merupakan barang koleksi bagi para Kolektor.
Sabtu, Januari 01, 2011
Anggrek Mertua Permai
Melongok tanaman anggrek di halaman rumah mertua permai, sedang tumbuh bagus-bagusnya.
Langganan:
Postingan (Atom)